Senin, 22 Maret 2010

Survey Pipa Transmisi

Supaya lebih mudah dan lebih terarah pada waktu melakukan survey pipa transmisi, sebaiknya dibuat dulu daftar yang akan dilaksanakan oleh team survey misalnya, sebagai berikut :

Untuk Survey Kondisi yang ada sekarang (existing)
  1. Cari dan dapatkan perencanaan yang sudah ada
  2. Lakukan inspeksi pipa transmisi secara berjalan kaki
  3. Cari data seperti bahan pipa, panjang pipa, diameter pipa, umur pipa, lokasi air valve, scour valve, stop valve, jembatan pipa dll.
  4. Cek kondisi pipa dengan mengambil contoh dan pemeriksaan langsung baik luar maupun dalam pipa transmisi.
  5. Cari tempat yang bocor dan perbaiki bila perlu
  6. Cek kapasitas terukur dan bandingkan dengan kapasitas terhitung
  7. Perkirakan apakah masih sesuai untuk digunakan lagi dalam perencanaan kedepan
  8. Buat foto2 dari pipa transmisi existing dan kondisi pipa transmisi yang rusak
Untuk perencanaan kedepan
  1. Tentukan rencana jalur pipa dan lakukan dengan berjalan.
  2. Perkirakan kebutuhan untuk air valve, scour valve, stop valve, jembatan pipa transmisi dll.
  3. Buat foto2 dari rencana jalur pipa dan lokasi accesories pipa.
  4. Nah, apabila survey pipa transmisi ini dilaksanakan dengan membawa daftar rencana survey, kemungkinan besar akan banyak membantu dan mempermudah pelaksanaan survey pipa transmisi dilapangan.
Foto Pemeriksaan Kondisi Pipa Transmisi
dan Pipa Transmisi Yang Bocor

Jumat, 05 Maret 2010

Pipa Transmisi

Setelah sumber air, komponen sistem penyediaan air bersih berikutnya adalah pipa transmisi. Pipa Transmisi adalah salah satu komponen sistem penyediaan air bersih yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke reservoir air dan instalasi pengolahan air, serta dari reservoir air ke reservoir air lainnya.

Perpipaan Transmisi sebaiknya dipasang dibawah tanah. Kedalaman pipa transmisi tergantung dari kondisi lapangan, biasanya minimum 50 cm dihitung dari permukaan tanah sampai bagian atas pipa transmisi. Apabila pipa transmisi berada dibawah jalan raya, minimum sekitar 100 s/d 120 cm.

Bila kondisi lapangan tidak memungkinkan untuk memasang pipa transmisi dibawah tanah, pipa transmisi dapat dipasang di atas permukaan tanah. Untuk pipa transmisi yang dipasang di atas tanah digunakan pipa besi/Steel/GIP, sedangkan pipa trasmisi yang dipasang didalam tanah bisa menggunakan pipa PVC.

Faktor lain yang menentukan jenis pipa yang akan dipakai adalah kemudahan untuk memdapatkan pipa, diameter pipa yang digunakan, ketahanan pipa dan juga faktor harga pipa.

Panjang Pipa Transmisi tergantung dari Jarak antara sumber air dan reservoir air. Bisa 50 m s/d 50 km. Tekanan pada pipa transmisi dibatasi sampai 100 m. Kalau beda tinggi antara sumber air dan reservoir terlalu besar (diatas 100 m), maka harus dibuat bak pelepas tekan. Dalam satu jalur pipa transmisi bisa saja ada beberapa bak pelepas tekan kalau beda tinggi terlalu besar.


Skematik Pipa Transmisi


Foto Jalur Pipa Trasmisi

Kamis, 04 Maret 2010

Bangunan Penangkap Air (Air Tanah)

Mata air banyak dipakai sebagai sumber air baku untuk sistem penyediaan air bersih, karena kualitasnya relatif lebih baik dari dari air permukaan, sehingga pengolahan yang digunakan tidak terlalu rumit.

Untuk bisa memanfaatkan mata air, dibuat suatu bangunan penangkap air yang biasanya dinamakan "Bronkaptering atau Spring Capture". Bangunan penangkap air ini dilengkapi dengan alat ukur, pintu pengatur, sistem pelimpah.

Debit air bisa diukur dengan alat ukur Thomson, Cipolelleti atau Rehbock. Kuantitas mata air umumnya tidak konstan. Perlu dilakukan pengukuran debit mata air secara berkala agar dapat diketahui karakteristik debit dari mata air tersebut.

Gambar Alat Ukur Thomson


Kualitas mata air juga perlu dipantau karena adanya perubahan iklim dan juga perubahan kondisi lingkungan. Setiap ada perubahan yang mencurigakan, misalnya warna air berubah, air bertambah keruh dan lain-lain segera diambil contoh air untuk diperiksa di laboratorium.


Foto Bangunan Penangkap Mata Air

Senin, 01 Maret 2010

Bagaimana Menghitung kebutuhan air

Kebutuhan air berpengaruh pada penentuan sumber air yang akan dipakai pada sistem penyediaan air bersih, apakah cukup satu sumber air atau perlu lebih dari satu sumber air.

Untuk menghitung kebutuhan air urutannya adalah sebagai berikut :
  1. Tentukan standard pemakaian air per orang ( 80 s/d 150 l/orang/hari), tergantung dari daerah perencanaan (pedesaan, kecamatan, kota kecil atau kota besar)
  2. Tentukan luas daerah perencanaan (wilayah administrasi), tidak semua daerah administrasi dilayani, karena faktor topografi, penggunaan lahan, kepadatan penduduk.
  3. Tentukan luas yang akan dilayani dengan sistem penyediaan air bersih, luas daerah yang ada atau banyak penduduknya.
  4. Tentukan jumlah penduduk yang ada dalam daerah yang akan dilayani, jumlah penduduk menentukan besarnya kebutuhan air (domestik).
  5. Tentukan apakah ada keperluan air untuk yang lainnya, misalnya untuk industri, pariwisata dll. (non domestik).
  6. Tentukan juga faktor kebocoran air (Teknis dan Non Teknis) biasanya sekitar 20 %.
Hasil dari perhitungan diatas dipakai sebagai patokan untuk besarnya kebutuhan air yang perlu disediakan oleh sumber air.

Kebutuhan air ini kemudian di proyeksikan mulai dari tahun pertama sampai 20 tahun. Pembangunan sistem penyediaan air bersih direncanakan dibangun secara bertahap setiap 5 tahun.

Yang menjadi masalah biasanya adalah sumber air, karena sumber air semakin kedepan semakin sulit sedangkan kebutuhan air semakin besar karena penduduk yang terus bertambah.